Thursday, May 7, 2009

Sesat yang memenatkan...

Bismilahirahmanirahim....

"Eh masuk mana ni umi... kanan kan" along bertanya

"Masuk kiri..."jawab umiku ringkas

"Btol ke ni maya" ulang alongku..

"Erm...btol la tu..." saya ia kan aje..

"Eh..btol ke ni bukan jalan gi seremban ke..." tanya along ku..

"Ha'ah la...huhuh...dah terlajak ni..alamat sampi seremban la baru leh patah balik...." jawab ku

"Tulah along cakap masuk kanan...adui.." keluh alongku..

Ini lah story yang berlaku pada saya hari ni..time nak balik dari nilai...sepatutnya masuk simpang Kuala Lumpur..macam mana boleh tersilap masuk simpang Seremban/Johor....da sampai seremban tersesat ke jalan lama di seremban...pusing punya pusing baru jumpa highway balik Shah Alam...perjalanan yang sepatutnya makan masa 45 minit sampai jadi dua jam...rasa macam balik kampung Kuantan je..huhuh...itulah ujian

Memang sangat memenatkan walaupun bukan saya yang drive... sesat pilih jalan boleh bawak sampai jauh tu perjalanan saya...

Sampai umah saya terfikir sesuatu sesat ni memang sesuatu yang memenatkan..sesat boleh bawa kita jauh dari jalan sebenar...itu sesat jalan...tapi kalu sesat dalam kehidupan...ia akan bawa kita lari dari jalan kebenaran...kalau sesat di jalan raya pon memakan masa yang lama untuk mencari jalan yang betul...macam mana pulak kalau kita tersesat memilih jalan hidup yang sebenar berpandukan Al-Quran dan As-sunnah atau dengan kata lain sesat aqidah..

Persimpangan yang saya lalui tadi umpama dua jalan yang akan kita hadapi dalam hidup...satu jalan kebenaran...satu lagi jalan kesesatan..kalau saya salah memilih jalan saya akan sesat dan tersasar jauh dari landasan tauhid yang sebenar yang mengesakan Allah semata-mata tanpa ada sekutu baginya...

Kita rasa bersyukur tidak terhingga kerana dalam jutaan manusia Allah memilih kita untuk dicampakan hidayah-Nya membawa kita hari ini di bawah paksi kebenaran..tapi perjalanan ini masih jauh...kita boleh tersasar jika tiada yang membimbing kita untuk terus memilih jalan yang diredhai Allah..

Hidup ini boleh diumpamakan bagai melalui highway atau dengan kata lain jalan raya..contohnya kita dari Selangor ingin menuju ke Kelantan...selagi kita mengikut penanda arah ke Kelantan yang betul pasti kita tidak akan sesat dan akan sampai ke destinasi yang dituju...

Penanda arah itu ibarat pembimbing kita itulah Al-Quran dan Sunnah..Selagi kita berpandukan Al-quran dan As-Sunnah dalam kehidupan kita..insyallah kita tidak akan sesat..

Selanjutnya hendaklah kita tetap menjaga diri kita dan keluarga agar tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri kerana kebenaran hanya satu dan tidak terbilang..

Ketika Rasulluah S.A.W berada di hadapan para sahabatnya Radhiallahu'anhum, dalam riwayat dari Ibn Mas'ud Radhiallanhu,

خَطَّ لَناَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا فَقاَلَ: هَذاَ سَبِيْلُ اللهِ. ثُمَّ عَنْ يَمِيْنِ ذَلِكَ الْخَطِّ وَعَنْ شِماَلِهِ خُطُوْطاً فَقاَلَ: هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيْلٍ مِنْهاَ شَيْطاَنٌ يَدْعُو إِلَيْهاَ. ثُمَّ قَرَأَ: {وَأَنَّ هَذاَ صِرَاطِي مُسْتَقِيْماً فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ}

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membuat sebuah garis di hadapan kami satu garis lalu berkata: “Ini adalah jalan Allah.” Lalu beliau Shallallahu’alaihi wasallam menggaris beberapa garis di sebelah kanan dan sebelah kiri garis tadi lalu berkata: "Ini adalah jalan-jalan. Di atas setiap jalan itu terdapat syaitan yang menyeru kepadanya.”
Lalu beliau Shallallahu’alaihi wasallam membaca firman Allah Ta’ala (Surat Al-An’am ayat 153): “Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah. Dan janganlah mengikuti jalan-jalan (sesat) hingga akan terpisah kalian dari jalan-Nya.” (HR. Al-Imam Ahmad, 1/435 dan 465, An-Nasa`i dalam Al-Kubra, 6/11174, Ad-Darimi no. 202, Ath-Thayalisi no. 244, Sa’id bin Manshur, 5/935, Ibnu Hibban, 1/180/6, dan Al-Hakim, 2/348, seluruhnya dari Abdullah bin Mas’ud z. Al-Hakim berkata: “Hadits ini sanadnya shahih.” Hadits ini dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam tahqiq Syarah Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah hal. 525)


http://mawarberduri.blogsome.com/images/istiqomah2bs7.jpg

Apa yang boleh membuat kita menyimpang dari landasan sebenar adalah kerana adanya dalam diri kita dua penyakit hati, yaitu penyakit syubhat dan penyakit syahwat yang akan semakin menambah penyakit hati...

Penyakit Syubhat seperti Firman Allah :

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (Al Baqarah ayat 10)

Penyakit syahwat seperti Firman Allah :

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Al Ahzab: 32-33)

Inilah jalan yang menyimpang akibat penyakit syubhat dan syahwat.. seorang musli hendaklah sentiasa komitmen di atas jalan kebenaran..Sesungguhnya Allah menjanjikan bagi siapa di antara mereka yang mengikuti kebenaran dan mengikuti hidayah ia akan mendapat dua keutamaan yaitu tidak sesat di muka bumi dan tidak sengsara di akhirat. Di muka bumi dia akan menjadi ahlu haq dan di akhirat akan mendapat kemuliaan dari Allah...

Firman Allah :

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى

“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan sengsara." (Thaahaa: 123)

Ibnu Abas R.A. menafsirkan ayat ini bahawa Allah telah memberikan jaminan bagi siapa yang membaca Al-Quran dan mengamalkanya, maka dia tidak akan sesat didunia dan tidak akan sesat diakhirat.

Sebaliknya bagi siapa saja yang berpaling dari petunjuk jalan kebenaran maka ia akan celaka.

Firman Allah :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit" (Thaahaa: 124)

وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

"dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (Thaahaa: 124)

Sebaliknya bagi inilah balasana Inilah balasan bagi orang yang menyimpang yang enggan mengikuti jalan kebenaran. Ketahuilah jalan kebenaran hanya satu. Pernah Hudzaifah ibnu Yaman Radhiallahu’anhu menasihati Abu Mas’ud Radhiallahu’anhu, "Ketahuilah sesungguhnya kesesatan benar-benar merupakan kesesatan ketika kamu menganggap baik yg dahulu kamu menganggapnya mungkar, atau kamu menganggap mungkar sesuatu yang dahulu kamu anggap baik di jaman nabi Shallallahu’alaihi wasallam. Jauhilah sikap berwarna-warni dalam beragama karena sesungguhnya agama Allah itu satu."

Saudaraku, jauhilah sikap talawun, warna warni dalam beragama, di sini senang di sana senang, di sini benar di sana benar, semuanya benar gak ada yang sesat. Itulah sikapnya bunglon berubah rubah warna. Bersama Ahlus Sunnah seperti Ahlus Sunnah bersama Ahluil Bid’ah seperti Ahlul Bid’ah.

Kebenaran adalah apa yang datang dari Allah Subhanahu wata’ala melalui jalur Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Selain itu bukan kebenaran. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam telah mendidik generasi terbaik umat ini dan telah berhasil mendidik mereka hingga mereka menjadi generasi yang terbaik yaitu para Shahabat Radhiallahu’anhum. Maka barangsiapa yang ingin komitmen bersama jalan kebenaran hendaklah menelusuri bagaimana cara Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mendidik shahabat Radhiallahu’anhum.

Sebagaimana hadits iftiraqul ummah (perpecahan umat) ini, yaitu sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهُمْ فِي الناَّرِ إِلاَّ وَاحِدَةً. قَالُوا: وَمَنْ هِيَ، ياَ رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ الْْيَوْمَ وَأَصْحاَبِي

“Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan dan Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya berada di neraka kecuali satu (golongan).” Mereka bertanya: “Siapa mereka, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka berada pada apa yang aku dan sahabatku berada pada hari ini.” [HR Tirmidzi dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab Shahih Al-Jami’ no. 5218]

Salah seorang imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang bernama Al Imam Ashbahani mengatakan, "Aku tidak melihat seorang pun dari orang yang hatinya itu condong mengikuti hawa nafsu atau dia condong untuk mengikuti bid’ah melainkan engkau akan mendapati dia Mutahayyir, hatinya mati, dan dia akan dicegah untuk mengucapkan kebenaran."

Mutahayyir adalah sifat orang yang bingung, plin-plan, tidak kokoh di atas al haq. Sedangkan hati yang mati akan sulit untuk mendapati hidayah. Sedangkan sulit untuk mengatakan kebenaran akan membuat ia segan untuk berkata yang benar, khawatir akan dijauhi oleh sahabat-sahabatnya dan teman akrabnya maka ia berjalan bersama hawa nafsu karena ingin sesuai dengan teman-temannya.

Sehingga penting untuk kita mengetahui jalan kebenaran untuk kemudian kita berpegang teguh kepadanya lalu meninggalkan selainnya. Karena syubhat semakin lama semakin terkaburkan oleh sekian banyak orang kecuali mereka yg mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu wata’ala dan sedikit dari mereka.

Ketahuilah bahwa prinsip utama kita adalah komitmen dengan apa yang telah diamalkan oleh shahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam karena itulah jalan kebenaran. Maka kebaikan apabila mengikut mereka, keburukan ketika menyimpang dari mereka.

Sebagaimana dalam surat At Taubah Allah Ta’ala menyebutkan,

وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (At Taubah: 100)

Wallahu a’lam


info dr : http://sunniy.wordpress.com


Serulah kebenaran walau pahit untuk ditelan.. Sahutlah perjuangan pertahankan keaggungan islam...bangkitlah menjadi pewaris generasi al-quran demi mendapat keredhaan Tuhan..

No comments:

Post a Comment